Rabu, 12 Oktober 2016

STUDY LAPANG TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KOPI
OLEH KELOMPOK TANI NAMANIS SINAMAN II
DI KECAMATAN SINAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KLOMPOK 1 VI A
                 Nama              : Apriono
                                         : Faisal Risky
                                         : Lana Widia
                                         : M. Sulhani
                                         : Yandri
                                         : Yeni Erlina




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAMUDRA
2016



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah praktikum BT.Perkebunan II dan menyelesaikannya dengan baik hingga dapat menjadi sebuah laporan akhir praktikum.
Laporan praktikum ini adalah sebuah laporan yang kami buat setelah kami melakukan praktikum mengenai Teknik Budidaya Tanaman Kopi Oleh Kelompok Tani Namanis Sinaman II. Laporan ini kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang sebenarnya.
Kami juga nengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini.terutama pada guru pembimbing yang sekaligus menjadi guru mata pelajaran BT.Perkebunan II oleh Ir.Syukri Risyad, Mp, yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada kami. Tak  lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah membantu saat praktikum berlangsung.
Akhirnya , semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penlitian lanjutan. Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu , kami dari tim penyusun memohon kritik serta sarannya terhadap laporan praktikum yang telah kami susun ini .



DAFTAR ISI

COVER............................................................................................             1
KATA PENGANTAR....................................................................             2
DAFTAR ISI....................................................................................             3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................             5
1.1 Latar Belakang...................................................................             5
1.2 Tujuan Study Lapang.........................................................             6
1.3 Kegunaan Study Lapang....................................................             6
1.4 Tempat Dan Waktu Study Lapang....................................             6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................             7
2.1 Sistematika tanaman kopi...................................................             7
2.2 Jenis – jenis kopi.................................................................             7
2.2.1 Kopi Arabika............................................................             7
2.2.2 Kopi Robusta...........................................................             8
2.2.3 Kopi Liberika...........................................................             9
2.2.4 Kopi Cenephora.......................................................             9
2.2.5 Kopi Hibrida............................................................             9
2.2.6 Kopi Spesial Indonesia.............................................             10
2.3 Morfologi Tanaman Kopi...................................................             10
2.3.1 Akar (Radix)............................................................             10
2.3.2 Batang (Caulis).........................................................             11
2.3.3 Daun (Folium)..........................................................             14
2.3.4 Bunga (Flos).............................................................             16
2.3.5 Buah (Fructus)..........................................................             19
2.3.6 Biji (Semen)..............................................................             20
BAB III SEJARAH DAN LETAK GEOGRAFIS PPKS MARIHAT   21
3.1 Sejarah PPKS Marihat........................................................             21
3.2 Letak Geografis PPKS Marihat.........................................             22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................             23
4.1 Pembibitan..........................................................................             23
4.2 Penanaman.........................................................................             23
4.3 Pemupukan.........................................................................             24
4.4 pemeliharaan.......................................................................             24
4.5 Pengendalian hama dan penyakit.......................................             25
4.6 Panen..................................................................................             27
4.7 Pasca Panen........................................................................             27
4.8 Hasil Produksi....................................................................             31
BAB V PENUTUP..........................................................................             33
5.1 Kesimpulan.........................................................................             33
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................             35





BAB I 
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012).
Teknologi budi daya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaung, pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi (Rahardjo, 2012).
Saat ini, peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang tidak tepat antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan penyangraian. Selain itu spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga dapat mempengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi.
Oleh karena itu, untuk memperoleh biji kopi yang bermutu baik maka diperlukan penanganan pasca panen yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar. Proses penyangraian merupakan salah satu tahapan yang penting, namun saat ini masih sedikit data tentang bagaimana proses penyangraian yang tepat untuk menghasilkan produk kopi berkualitas.

1.2  Tujuan Study Lapang
Untuk mengetahui Teknik-teknik budidaya tanaman kopi yang dilakukan oleh kelompok tani namanis sinaman II di kecamatan sidamanik Kabupaten simalungun dan alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahan biji kopi.

1.3  Kegunaan Study Lapang
Hasil study lapang ini diharapkan dapat memberikan mahasiswa informasi dalam hal teknik budidaya di lapangan guna untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang tanaman perkebunan kopi.

1.4  Tempat Dan Waktu Study Lapang
Study lapang ini dilaksanakan pada tanggal 23 mei 2016. Study lapang ini dilakukan di kecamatan sidamanik kabupaten simalungun, disebuah perkebunan yang dikelola oleh kelompok tani Namanis Sinaman II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Sistematika Tanaman Kopi
Berikut ini ialah klasifikasi tanaman kopi :
Kingdom       : Plantea
Divisi                        : Magnoliophyta
Kelas             : Magnoliopsida
Ordo             : Gentianacea
Famili            : Rubiaceae
Genus            : Coffea
Spesies          : Coffea arabica; Coffea robusta; Coffea liberica

2.2  Jenis – Jenis Kopi
Di Indonesia sudah lama dikenal ada beberapa jeniskopi, diantaranya adalah :
2.2.1                    Kopi Arabika.
Penyebaran tumbuhan kopi keIndonesia dibawa seorang berkebangsaan Belanda padaabad ke-17 sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji arabika mocca dari Arabia. Jenis kopi ini oleh GubernurJenderal Belanda di Malabar dikirim juga ke Batavia pada tahun 1696. Karena tanaman ini kemudian mati oleh banjir, pada tahun 1699 didatangkan lagi bibit-bibit baru, yang kemudian berkembang di sekitar Jakarta dan Jawa Barat, akhirnya menyebar ke berbagai bagian di kepulauan Indonesia (Gandul, 2010).
Sekitar satu abad kopi arabika telah berkembang sebagai tanaman rakyat. Perkebunan kopi pertama diusahakan di Jawa Tengah (Semarang dan Kedu) pada awal abad ke-19, sedang perkebunan kopi di Jawa Timur (Kediri dan Malang) baru dibuka pada abad ke-19, dan di Besuki bahkan baru pada akhir tahun 1900an. Hampir dua abad kopi arabika menjadi satu-satunya jenis kopi komersial yang ditanam di Indonesia. Budidaya kopi arabika ini mengalami kemunduran karena serangan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix), yang masuk ke Indonesia sejak tahun 1876. Kopi arabika hanya bisa bertahan di daerah-daerah tinggi (1000 m ke atas), di mana serangan penyakit ini tidak begitu hebat.
2.2.2                    Kopi Robusta.
Kopi Robusta (Coffea canephora) dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1900 (Gandul, 2010). Kopi ini ternyata tahan penyakit karat daun, dan memerlukan syarat tumbuh dan pemeliharaan yang ringan, sedang produksinya jauh lebih tinggi. Oleh karena itu kopi ini cepat berkembang, dan mendesak kopi-kopi lainnya. Saat ini lebih dari 90% dari areal pertanaman kopi Indonesia terdiri atas kopi Robusta.





2.2.3                    Kopi Liberika
Jenis kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika. Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat kelembapan yang tinggi dan panas. Kopi liberika penyebarannya sangat cepat. Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah.
2.2.4                    Kopi Canephora (Robusta)
Kopi Canephora juga disebut kopi Robusta. Nama Robusta dipergunakan untuk tujuan perdagangan, sedangkan Canephora adalah nama botanis. Jenis kopi ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai Uganda. Kopi robusta memiliki kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi di bandingkan jenis kopi Arabika dan Liberika.

2.2.5                    Kopi Hibrida
Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil perkawinan antara dua spesies atau varietas sehingga mewarisi sifat unggul dari kedua induknya. Namun, keturunan dari golongan hibrida ini sudah tidak mempunyai sifat yang sama dengan induk hibridanya. Oleh karena itu, pembiakannya hanya dengan cara vegetatif seperti stek atau sambungan.



2.2.6                       Kopi Spesial Indonesia.
Di dunia termasuk di Indonesia dikenal kopi khas yang citarasanya khas. Contoh kopi tersebut di Indonesia antara lain kopi lintong, kopi toraja dan lainnya, yang umumnya adalah jenis kopi arabika. Secara historis dikenal juga kopi luwak yang sangat terkenal citarasanya karena cara panen dan prosesnya yang melalui hewan luwak.

2.3  Morfologi Tanaman Kopi
2.3.1                    Akar (Radix)
     Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa. Kopi termasuk keluarga (suku rubiaceae ), keluarga coffea, bijinya berkeping dua (dikotil), sehingga memiliki akar tunggang. Akar tunggang tumbuh dari akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Akar Pada akar tunggang, ada beberapa akar kecil yang tumbuh ke samping (melebar) yang sering disebut akar lebar. Pada akar lebar ini tumbuh rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar dan tudung akar.  Rambut-rambut akar  berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan akar menjadi amat diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap. Sedangkan tudung akar berfungsi untuk melindungi akar ketika mengisap unsur hara dari tanah.                           
2.3.2                    Batang (Caulis)
Tanaman kopi termasuk tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae)yang  memiliki bentuk batang yang bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil. Berkaitan dengan bentuk batang biasanya yang dimaksud adalah bentuk batang pada penampang melintangnya, maka bentuk batang tanaman kopi adalah bulat (teres). Sedangkan permukaan batang tanaman kopi memperlihatkan sifat lepasnya kerak yaitu bagian kulit yang mati.Tanaman kopi memiliki batang tegak lurus yaitu arahnya lurus ke atas. dan beruas-ruas hampir pada tiap tumbuh kuncup-kuncup pada batang dan cabang susunannya agak rumit pada batang-batang itu sering tumbuh cabang yang tegak lurus, yang disebut cabang (orthotrop) nama cabang atau tunas-tunas yang tumbuh pada batang itu bisa disebut (wiwilan) tunas air atau cabang air. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m.   Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
2.3.2.1  Cabang Reproduksi (cabang orthrotrop)                          
Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. Ketika masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.
2.3.2.2  Cabang Primer (cabang plagiotrop)                                  
Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer mempunyai ciri-ciri
-          arah pertumbuhannya mendatar
-          lemah
-          berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.           
Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi dan tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder. Namun demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut biasanya tidak berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang menjadi bunga.



2.3.2.3  Cabang Sekunder                                                                
Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.
1)      Cabang Kipas                                                                                                                    Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak diujung batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas.
2)      Cabang Pecut                                                                                                                    Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer, meskipun tumbuhnya cukup kuat.
3)      Cabang Balik                                                                                                                    Cabang Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang priemer, berkembang tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.

4)      Cabang Air                                                                                                                        Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air. Cara percabangan pada tanaman kopi merupakan cara percabangan monopodial yaitu batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang. Sedangkan berdasarkan sifat cabang, tanaman kopi termasuk wiwilan atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup tidur atau kuncup liar. Cabang-cabang tanaman kopi pada pangkalnya mendatar , tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah, sehingga disebut dengan terkulai (declinatus).


2.3.3                    Daun (Folium)
Tanaman kopi tersusun atas bagian tangkai daun  (petiolus) dan helaian daun (lamina) sehingga sering disebut daun bertangkai. Daunnya berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu perbandingan panjang dengan lebar adalah 1 ½-2 banding 1, yang tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting yang tersusun berdampingan pada ketiak. Warna dari daun kopi adalah hijau.                          Ujung daun (Apex Folii) pada tanaman kopi         adalah meruncing (acumina-teus), yaitu seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing. Sedangkan pangkal daun (Basis Folii) memiliki tepi yang tidak pernah bertemu, tetapi terpis   ah oleh pangkal ibu tulang / ujung tangkai daun yaitu berbentuk tumpul.Jika melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, maka daun tanaman kopi termasuk bertulang menyirip (Penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan pada susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan. Tepi daun pada tanaman kopi memiliki sinus dan angulus sama-sama tumpul, sehingga disebut dengan berombak (repandus). Sedangkan pada permukaan daun memiliki sifat licin (laevis), yang dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan mengkilat (nitidus).                        Namun jika dilihat secara khusus, jenis kopi juga akan mempengaruhi ciri-ciri dari daunnya. Berikut perbedaan daun kopi berdasarkan jenis kopinya.

Tabel 1. Perbedaan jenis kopi arabika dan robusta berdasarkan karakteristik daun
Jenis Kopi
Teksture dan Ketebalan Daun
Warna Daun
Arabika
Kurus memanjang dan tebal
Hijau pekat dan bergaris gelombang seperti talang air
Robusta
Lebih gemuk jika dibandingkan dengan kopi jenis arabika
Hijau agak terang




2.3.4                    Bunga (Flos)
Tanaman kopi termasuk tumbuhan yang menghasilkan bunga banyak, sehingga disebut dengan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora). Sedang letak bunga kopi adalah  pada ketiak daun maka disebut dengan flos lateralis atau flos axillaris. Dengan bunga yang membentuk suatu rangkaian dengan susunan bergerombol. Suatu rangkaian tersebut dinamakan dengan bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia).   
                  Pada bunga kopi terdapat bagian yang bersifat seperti batang atau cabang dan bagian yang bersifat seperti daun. Bagian yang bersifat seperti batang tersebut tersusun dari tiga bagian, yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhachis), tangkai bunga (pedicellus), dan dasar bunga (receptaculum). Sedangkan bagianyang bersifat seperti daun tersusun atas daun tangkai (bracteola) yaitu beberapa daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga yang letaknya tegak lurus pada bidang median.        Ibu tangkai pada bunga kopi dapat tumbuh terus , dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga kopi mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika dilihat dari atas nampak bunga mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena sifat itulah bunga kopi termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala). Sedangkan jika melihat  jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga kopi termasuk  yang bersifat “pleiochasial” yaitu dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai.
            Dari ujung ibu tangkai pada bunga kopi mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjang. Masing-masing cabang mempunyai suatu daun pelindung pada pangkalnya, dan karena pangkal daun sama tinggi letaknya, maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun-daun pembalut. Bentuk yang demikian itu menyebabkan bunga kopi termasuk dalam bunga tipe payung (umbrella).   Pada bunga kopi terdapat hiasan bunga (perianthium) yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang dan urat-urat yang masih jelas. Hiasan bunga ini dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Maka hiasan bunga tersebut tersusun dalam dua lingkaran yang terdiri dari kelopak (kalyx) dan tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla). Kelopak bunga (kalyx) merupakan bagian hiasan bunga yang termasuk lingkaran luar, berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Sedangkan tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla) merupakan bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, berwarna putih. Mahkota bunga ini tersusun atas beberapa daun mahkota (petala).
            Pada bunga kopi terdapat  alat-alat kelamin jantan (androecium) dan  alat-alat kelamin betina (gynaecium). Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen) dan merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Sedangkan  gynaecium merupakan bagian yang disebut putik (pistillum) yang merupakan metamorfosis daun buah (carpella). Oleh karena itu bunga kopi termasuk bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) yaitu bunga yang terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Selain itu, terkait dengan kelamin bunga yang terdapat pada tanaman kopi, tanaman kopi termasuk berumah satu (monoecus), yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (satu batang tumbuhan). Sehingga jika dilihat dari bagian-bagiannya, bunga kopi termasuk dalam bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completusl).
            Pada tanaman kopi juga terdapat bakal buah (ovarium) yang  duduk pada dasar bunga yang cekung dengan seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga, sehingga disebut dengan bakal buah tenggelam (inferus). Bakal buah ini terdiridari 2 butir biji dari bakal buah, hingga menjadi masak berlansung 7-12 bulan tergantung dari jenis iklim dan letal geografinya. Pada bakal buah yang terdapat pada tanaman kopi, terdapat dua daun buah yang berlekatan dan membentuk sekat-sekat, dengan demikian terjadilah dua ruang, sehingga disebut dengan bakal buah beruang dua (bilocularis). Sekat-sekat yang membagi bakal buah tersebut benar-benar membagi bakal buah menjadi lebih dari satu ruang dan ruang-ruang yang terjadi tidak lagi mempunyai hubungan satu sama lain, sehingga disebut sekat sempurna (septum completus). Sedangkan berdasarkan asal sekat tersebut, sekat pada bakal buah tanaman kopi termasuk  sekat asli (septum) yaitu sekat ini berasal dari sebagian daun buah yang melipat ke dalam yang lalu berubah menjadi sekat.

2.3.5                    Buah (Fructus)
Buah kopi mentah berwarna hijau muda. Setelah itu, berubah menjadi hijau tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe) berwarna merah atau merah tua. Ukuran panjang buah kopi jenis arabika sekitar 12-18 mm. sementara itu, kopi jenis robusta 8-16 mm. Daging buah kopi yang sudah matang penuh mengandung lendir dan senyawa gula yang rasanya manis. Kulit tanduk buah kopi memiliki tekstur agak keras dan membungkus sepasang biji kopi. Sementara itu, kulit tanduk merupakan kulit halus yang menyelimuti masing-masing biji kopi.Buah pada kopi termasuk buah sejati tunggal yaitu buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini berisi satu biji dalam satu ruang. Sedangkan dalam satu buah terdapat dua ruang, sehingga juga terdapat dua biji. Buah kopi memiliki buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), yaitu dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) dapat dibedakan dalam tiga lapisan, yaitu:
a.       Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), merupakan lapisan kulit paling luar yang tipis, tetapi kuat seperti kulit. Jika masih muda kulit luar ini berwarna hijau, lalu kuning, dan jika sudah tua berwarna merah.
b.      Kulit tengah (mesocarpium), merupakan bagian yang berdaging.
c.       Kulit dalam (endocarpium), merupakan bagian yang berbatasan dengan ruang yang mengandung biji, disebut juga lapisan kulit tanduk.

2.3.6                    Biji (Semen)
Pada umumnya kopi mengandung 2 butir biji, biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang cembung (punggung), tetapi ada kalanya hanya ada satu butir biji yang bentuknya bulat panjang sering disebut biji atau kopi (lanang). Kopi merupakan tumbuhan tertutup (Angiospermae). Sebagaimana tumbuhan berbiji tertutup lainnya, biji kopi juga terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama disebut dengan kulit luar (testa), yaitu lapisan yang mempunyai sifat keras seperti kayu. Dimana lapisan ini merupakan pelindung bagi biji kopi yang ada didalamnya. Sedangkan lapisan kedua disebut dengan kulit dalam (tegmen), yaitu merupakan lapisan tipis seperti selaput, biasanya disebut juga kulit ari. Pada biji kopi juga terdapat inti biji (Nucleus seminis) yang terdiri dari dua bagian yaitu lembaga (embryo) dan putih lembaga (albumen). Lembaga (embryo) merupakan calon individu baru, sedangkan putih lembaga (albumen) merupakan jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan kecambah. Biasanya bentuk biji kopi juga dapat dijadikan pedoman untuk menentukan jenis kopi, karena bentuk biji kopi berbeda pada tiap jenis kopi, misalnya jenis kopi Robusta dengan Arabica.


BAB III
SEJARAH DAN LETAK GEOGRAFIS PPKS MARIHAT
3.1  Sejarah PPKS Marihat
1.      Sebelum tahun 1950 budidaya tanaman di Perkebunan Marihat adalah Karet, Kopi dan Kelapa Sawit dengan luas areal 1.681 Ha.
2.      Tahun 1950 sampai dengan tahun 1960, budidaya tanaman adalah Kelapa Sawit dan Karet, dengan areal 4.053 Ha dan khusus PPN Karet VIII dengan luas areal 600 Ha.
3.      Pada masa penjajahan,  Kebun Marihat dikelola (dikuasai) oleh bangsa asing yaitu bangsa   Jerman,Jepang dan Belanda yang luas tanaman ± 1.681 Ha dengan budidaya tanaman Kopi,Karet dan Kelapa Sawit.
4.      Sejak tahun 1950 Kebun Marihat diambil alih bangsa Belanda dengan luas areal  ± 4.053 Ha.dengan budidaya Kelapa Sawit dan Karet.
5.      Pada tahun 1963 atas keputusan Pemerintah, Kebun Marihat dibagi dua sesuai dengan jenis tanaman yaitu :
1)      PPN Aneka Tanaman IV dengan areal seluas 4.053 Ha membudidayakan tanaman Kelapa Sawit dan Coklat.
2)      PPN Karet IV dengan luas areal 600 Ha membudidayakan tanaman Karet. Sesuai dengan peraturan pemerintah No. XIV tahun 1968, PPN Aneka Tanaman IV dan PPN Karet IV disatukan menjadi PNP VII.
6.      Pada tahun 1972 Kebun Marihat disatukan dengan Kebun Bah Jambi dengan perkembangan yang dicapai PNP VII.
7.      Atas keputusan Direksi terhitung 01 Januari 1981 Kebun Marihat dipisahkan dengan Kebun Bah Jambi dengan luas areal 6.100 Ha.
8.      Sesuai  keputusan Pemerintah sejak tanggal 14 Januari 1985 PNP VII diganti menjadi PT. Perkebunan  VII (Persero) dan Marihat menjadi PT. Perkebunan VII (Persero) Kebun Marihat.
9.      Pada tanggal 11 Maret 1996 PT. Perkebunan VII (Persero) diganti dengan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) dan Marihat menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Marihat.
10.  Dengan luas areal konsesi  4.413,66 Ha. sesuai dengan sertifikat HGU No.12/HGU/BPN/2006.

3.2  Letak Geografis PPKS Marihat
1.      Jarak Unit Usaha Marihat ke Kota Medan ± 137 KM dengan ketinggian  400 M diatas permukaan laut dengan beriklim sejuk dan nyaman. Jenis tanah  yang dijumpai di Unit Usaha Marihat umumnya adalah Typic Dystrudept (Podsolik Coklat Kekuningan).
2.      Secara administratif Kebun Marihat terletak di Kabupaten Simalungun yang berdampingan dengan Kotamadya Pematang Siantar meliputi 4 (empat) Kecamatan yaitu : Kecamatan Siantar, Kecamatan Tanah Jawa, Kecamatan Jorlang Hataran dan Dolok Panribuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Pembibitan
-          Sumber bibit yang digunakan ialah varietas gayo I, gayo II dan P88.
-          Media pembibitan menggunakan kompos dan tanah dengan perbandingan 1:3 yaitu 1 kompos ,  3 tanah. Kompos terbuat dari hasil sisa kulit buah dan ampas kopi.
-          Jarak antar bibit 15-20 cm
-          Bibit dari perbanyakan vegetative yaitu teknik sambung pucuk, batang bawah digunakan tanaman kopi varietas Arabica sedangkan batang atas (scion) digunakan varietas robusta.

4.2  Penanaman
-          Penanaman bibit ditanam setelah berumur 8 bulan atau daun tanaman sudah berjumlah 16 buah.
-          Penanaman pohon pelindung ditanam satu tahun sebelum penanaman tanaman utama. Pohon pelindung yang digunakan lamtoro tipe P679.
-          Ukuran lubang tanam 60x60 cm
-          Jarak tanam tanaman kopi 2,5x2,5 m
-          Lubang tanam dibiarkan selama + 3 bulan
-          Jarak tanam pohon pelindung 6x6 m.
4.3  Pemupukan
-          Pupuk yang digunakan kompos kulit buah dan ampas kopi.
-          Mikroorganisme dari ekstrak rhizobium dan ekstark buah-buah busuk

4.4  Pemeliharaan
pemeliharaan pada budidaya tanaman kopi terdiri dari :
1.      Penyiangan
-          penyiangan dilakukan  3 bulan sekali (tergantung tingkat pertumbuhan gulma).
2.      Pemangkasan
Ada beberapa macam pemangkasan pada tanaman kopi yaitu :
a.       Topping
toping merupakan kegiatan pemangkasan pucuk pada tanaman kopi. Kegiatan ini dilakukan pada saat umur tanaman mencapai 2 m atau setara dengan tinggi manusia. Pemangkasan ini dilakukan untuk memudahkan pada saat waktu panen.
b.      Pangkas Akar
pangkas akar dilakukan untuk membuang akar akar lateral atau akar skunder yang tidak produktif. Akar ini sangat mempengaruhi terhadap penyerapan unsure hara dan hasil produksi tanaman kopi. Setelah dilakukan pemangkasan pada akar tanaman kopi akan keluar akar karena adanya pelukaan pada bagian akar sehingga tumbuh akar baru.
Gambar akar tanaman
 Akar ini berada diatas permukaan tanah yang menyebar disekeliling tanaman

c.       Pangkas Tunas Air
Tunas air adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu pada tanaman kopi. Tunas ini banyak mengandung air berwarna kuning kehijauan. Pemangkasan ini dilakukan dengan cara mencabut/menarik tunas dari batang utama.

d.      Pangkas Bentuk
pangkas bentuk dilakukan untuk membersihkan cabang-cabang yang bertindihan dengan cabang lain

4.5  Pengendalian Hama Dan Penyakit
1.      karat daun
-          penyakit karat daun adalah penyakit genetis turun temurun dair induknya
-          untuk mengendalikan penaykit karat daun dilakukan dengan cara membuang daun tanaman yang terkena karat daun. Jika karat daun telah menyebar disekeliling tanaman  maka tanaman dibongkar dan diganti dengan tanaman yang baru.
        
Gambar karat daun

2.      lumut
-          gulma lumut tumbuh dibatang-batang tanaman kopi berwarna hijau hijua kekuningan hingga hijau tua
-          pengendalian gulma dilakukan dengan cara mengerik batang yang terdapat lumut atau dengan cara memberus lumut hingga bersih
-           
Gambar lumut pada batang tanaman kopi



4.6  Panen
Pemanenan buah kopi dapat dilakukan dalam 2 tahun 6 kali kali panen. Kriteria panen buah kopi yang telah matang sempurna dilihat dari warna kulit buah berwarna merah cerah jika warna kulit buah telah berwarna merah kehitaman akan menurunkan kualitas biji kopi. panen terbagi kedalam beberapa tahap yaitu:
-          sortasi
-          petik lelesan
Gambar buah kopi yang dapat dipane

4.7  Pasca Panen
Penanganan pasca panen dilakukan pada pengolahan hasil tanaman kopi mulai dari pengupasan kulit ari hingga proses sangria biji kopi menggunakan mesin. Berikut ini adalah alat pengolahan kopi :
1.      pulper
pulper merupakan alat pemisah biji kopi untuk memisahkan biji yang baru dipetik dari kulit merah



2.      huller
huller adalah mesin pengupas kulit ari biji kopi. Alat ini memiliki kapasitas berbeda-beda tergantung kapasitas muatan penggilingan. untuk huller kecil sekali produksi mencapai 0,5 ton/jam sedangkan untuk huller besar kapasitas muatan dalam sekali kupas mencapai 2 ton/jam.

Gambar Huller pengupas kulit ari kapasitas 0,5 ton/jam


Gambar mesin huller II pengupas kulit ari kapasitas 2 ton/jam

3.      Greding
Greding merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan biji-biji kopi yang besar dan kecil. alat ini menyeruapi ayakan akan tetapi alat ini menggunakan mesin untuk menjalankannya. Alat ini memiliki 3 fungsi bagian yang terpisah dan tersusun menurut ukuran .
1. lubang berukuran 7,5 mm ini adalah ukuran biji ekspor
2. lubang berukuran 6,5 mm
3. lubang berukuran 5,5 mm

Gambar mesin greding


Gambar biji kopi hasil pemisahan



4.      mesin sangrai
Alat ini digunakan untuk menyangrai biji kopi yang telah melewati beberapa tahap mulai dari pengupasan
Gambar mesin sangria kopi


Gambar biji kopi hasil sangria






4.8  Hasil Produksi
kuwantitas produktifitas hasil tanaman kopi menggunakan pupuk organic 1.6 ton/ha sedangkan penggunaan pupuk anorganik terhadap produksi tanaman kopi sebesar 0,8 ton/ha. Untuk criteria biji kopi ekspor ukuran biji sebesar 7,5 mm. produk unggulan fiberry

Tabel harga bubuk kopi namanis sinaman II
Jenis Produk
Volume
Harga
Luwak Coffe
250 Gr
100.000
Pea Berry
250 Gr
75.000
Specialty
250 Gr
65.000
Premium Great 1
250 Gr
55.000
Premium Great 2
250 Gr
45.000
Arabica Blend
250 Gr
30.000


Gambar akhir proses pengolahan kopi

Gambar hasil produk kopi













BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Di Indonesia ada beberapa jeniskopi, diantaranya adalah :
Ø  Kopi arabika.
Ø  Kopi robusta.
Ø  Kopi Liberika
Ø  Kopi Canephora (Robusta)
Ø  Kopi Hibrida
Ø  Kopi spesial Indonesia.

Morfologi Tanaman Kopi
Ø  Akar (Radix)                      
Ø  Batang (Caulis)
Ø  Cabang Reproduksi (cabang orthrotrop)                           
Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. Ketika masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan.
Ø  Cabang Primer (cabang plagiotrop)                                   
Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer.

Ø  Cabang Sekunder                                                              
Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder.
Ø  Daun (Folium)
Tanaman kopi tersusun atas bagian tangkai daun  (petiolus) dan helaian daun (lamina) sehingga sering disebut daun bertangkai.
Ø  Bunga (Flos)
Tanaman kopi termasuk tumbuhan yang menghasilkan bunga banyak, sehingga disebut dengan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora).
Ø  Buah (Fructus)
Buah kopi mentah berwarna hijau muda. Setelah itu, berubah menjadi hijau tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe) berwarna merah atau merah tua.
Ø  Biji (Semen)
Pada umumnya kopi mengandung 2 butir biji, biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang cembung (punggung), tetapi ada kalanya hanya ada satu butir biji yang bentuknya bulat panjang sering disebut biji atau kopi (lanang).



DAFTAR PUSTAKA
Gandul, 2010. Sejarah Kopi. http://sekilap.blog.com/ 2010/01/05/sejarah kopi/
Diunduh 22 juli 2010. Posted by ajhi in Jan 05, 2010
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta