STUDY
LAPANG TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KOPI
OLEH
KELOMPOK TANI NAMANIS SINAMAN II
DI
KECAMATAN SINAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA
DI
S
U
S
U
N
OLEH
:
KLOMPOK
1 VI A
Nama : Apriono
:
Faisal Risky
: Lana
Widia
: M.
Sulhani
:
Yandri
: Yeni
Erlina
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS SAMUDRA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
melaksanakan sebuah praktikum
BT.Perkebunan II dan menyelesaikannya dengan baik hingga dapat menjadi sebuah
laporan akhir praktikum.
Laporan
praktikum ini adalah sebuah laporan yang kami buat setelah kami melakukan
praktikum mengenai Teknik Budidaya Tanaman Kopi Oleh
Kelompok Tani Namanis Sinaman II. Laporan ini kami susun
dengan sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang
sebenarnya.
Kami juga
nengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat berperan penting
dalam proses kegiatan praktikum ini.terutama pada guru pembimbing yang
sekaligus menjadi guru mata pelajaran BT.Perkebunan II oleh Ir.Syukri Risyad, Mp, yang telah
memberi bimbingan dan arahan kepada kami. Tak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah membantu saat
praktikum berlangsung.
Akhirnya ,
semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penlitian lanjutan. Kami
menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu , kami
dari tim penyusun memohon kritik serta sarannya terhadap laporan praktikum yang
telah kami susun ini .
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 5
1.1 Latar Belakang................................................................... 5
1.2 Tujuan Study Lapang......................................................... 6
1.3 Kegunaan Study Lapang.................................................... 6
1.4 Tempat Dan Waktu Study Lapang.................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................... 7
2.1 Sistematika tanaman kopi................................................... 7
2.2 Jenis –
jenis kopi................................................................. 7
2.2.1
Kopi Arabika............................................................ 7
2.2.2 Kopi Robusta........................................................... 8
2.2.3 Kopi Liberika........................................................... 9
2.2.4 Kopi Cenephora....................................................... 9
2.2.5 Kopi Hibrida............................................................ 9
2.2.6 Kopi Spesial Indonesia............................................. 10
2.3 Morfologi Tanaman Kopi................................................... 10
2.3.1 Akar (Radix)............................................................ 10
2.3.2 Batang (Caulis)......................................................... 11
2.3.3 Daun (Folium).......................................................... 14
2.3.4 Bunga (Flos)............................................................. 16
2.3.5 Buah (Fructus).......................................................... 19
2.3.6 Biji (Semen).............................................................. 20
BAB III SEJARAH DAN LETAK GEOGRAFIS PPKS MARIHAT 21
3.1 Sejarah PPKS Marihat........................................................ 21
3.2 Letak Geografis PPKS Marihat......................................... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................ 23
4.1 Pembibitan.......................................................................... 23
4.2 Penanaman......................................................................... 23
4.3 Pemupukan......................................................................... 24
4.4 pemeliharaan....................................................................... 24
4.5 Pengendalian hama dan penyakit....................................... 25
4.6 Panen.................................................................................. 27
4.7 Pasca Panen........................................................................ 27
4.8 Hasil Produksi.................................................................... 31
BAB V PENUTUP.......................................................................... 33
5.1 Kesimpulan......................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 35
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi merupakan
salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber
devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa
melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu
setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Keberhasilan
agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses
produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan
produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di
Indonesia dapat bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012).
Teknologi budi
daya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi unggul,
pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaung, pengendalian hama dan
gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta pengolahan kopi pasca panen.
Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa
kopi (Rahardjo, 2012).
Saat ini,
peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji
kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi.
Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang tidak tepat antara lain
proses fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan penyangraian. Selain
itu spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga dapat mempengaruhi setiap
tahapan pengolahan biji kopi.
Oleh karena itu,
untuk memperoleh biji kopi yang bermutu baik maka diperlukan penanganan pasca
panen yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar. Proses
penyangraian merupakan salah satu tahapan yang penting, namun saat ini masih
sedikit data tentang bagaimana proses penyangraian yang tepat untuk
menghasilkan produk kopi berkualitas.
1.2 Tujuan Study Lapang
Untuk
mengetahui Teknik-teknik budidaya tanaman kopi yang dilakukan oleh kelompok
tani namanis sinaman II di kecamatan sidamanik Kabupaten simalungun dan
alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahan biji kopi.
1.3 Kegunaan Study Lapang
Hasil study lapang ini diharapkan
dapat memberikan mahasiswa informasi dalam hal teknik budidaya di lapangan guna
untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang tanaman perkebunan kopi.
1.4 Tempat Dan Waktu Study Lapang
Study
lapang ini dilaksanakan pada tanggal 23 mei 2016. Study lapang ini dilakukan di
kecamatan sidamanik kabupaten simalungun, disebuah perkebunan yang dikelola
oleh kelompok tani Namanis Sinaman II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistematika Tanaman Kopi
Berikut ini ialah klasifikasi
tanaman kopi :
Kingdom : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :
Gentianacea
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea arabica; Coffea robusta; Coffea liberica
2.2 Jenis – Jenis
Kopi
Di Indonesia sudah lama dikenal ada
beberapa jeniskopi, diantaranya adalah :
2.2.1
Kopi
Arabika.
Penyebaran
tumbuhan kopi keIndonesia dibawa seorang berkebangsaan Belanda padaabad ke-17
sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji arabika mocca dari Arabia. Jenis kopi
ini oleh GubernurJenderal Belanda di Malabar dikirim juga ke Batavia pada tahun
1696. Karena tanaman ini kemudian mati oleh banjir, pada tahun 1699 didatangkan
lagi bibit-bibit baru, yang kemudian berkembang di sekitar Jakarta dan Jawa
Barat, akhirnya menyebar ke berbagai bagian di kepulauan Indonesia (Gandul,
2010).
Sekitar satu
abad kopi arabika telah berkembang sebagai tanaman rakyat. Perkebunan kopi
pertama diusahakan di Jawa Tengah (Semarang dan Kedu) pada awal abad ke-19,
sedang perkebunan kopi di Jawa Timur (Kediri dan Malang) baru dibuka pada abad
ke-19, dan di Besuki bahkan baru pada akhir tahun 1900an. Hampir dua abad kopi
arabika menjadi satu-satunya jenis kopi komersial yang ditanam di Indonesia.
Budidaya kopi arabika ini mengalami kemunduran karena serangan penyakit karat
daun (Hemileia vastatrix), yang masuk ke Indonesia sejak tahun
1876. Kopi arabika hanya bisa bertahan di daerah-daerah tinggi (1000 m ke
atas), di mana serangan penyakit ini tidak begitu hebat.
2.2.2
Kopi
Robusta.
Kopi Robusta (Coffea
canephora) dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1900 (Gandul, 2010). Kopi ini
ternyata tahan penyakit karat daun, dan memerlukan syarat tumbuh dan
pemeliharaan yang ringan, sedang produksinya jauh lebih tinggi. Oleh karena itu
kopi ini cepat berkembang, dan mendesak kopi-kopi lainnya. Saat ini lebih dari
90% dari areal pertanaman kopi Indonesia terdiri atas kopi Robusta.
2.2.3
Kopi Liberika
Jenis
kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika. Pohon kopi
liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat kelembapan yang
tinggi dan panas. Kopi liberika penyebarannya sangat cepat. Kopi ini memiliki
kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat
rendemennya rendah.
2.2.4
Kopi Canephora (Robusta)
Kopi
Canephora juga disebut kopi Robusta. Nama Robusta dipergunakan untuk
tujuan perdagangan, sedangkan Canephora adalah nama botanis. Jenis kopi
ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai Uganda. Kopi robusta memiliki
kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi di bandingkan jenis kopi Arabika
dan Liberika.
2.2.5
Kopi Hibrida
Kopi
hibrida merupakan turunan pertama hasil perkawinan antara dua spesies atau
varietas sehingga mewarisi sifat unggul dari kedua induknya. Namun, keturunan
dari golongan hibrida ini sudah tidak mempunyai sifat yang sama dengan induk
hibridanya. Oleh karena itu, pembiakannya hanya dengan cara vegetatif seperti
stek atau sambungan.
2.2.6
Kopi
Spesial Indonesia.
Di dunia
termasuk di Indonesia dikenal kopi khas yang citarasanya khas. Contoh kopi
tersebut di Indonesia antara lain kopi lintong, kopi toraja dan lainnya, yang
umumnya adalah jenis kopi arabika. Secara historis dikenal juga kopi luwak yang
sangat terkenal citarasanya karena cara panen dan prosesnya yang melalui hewan
luwak.
2.3 Morfologi
Tanaman Kopi
2.3.1
Akar (Radix)
Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan,
tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini
mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya
tidak di beri mulsa. Kopi termasuk keluarga (suku rubiaceae ), keluarga coffea,
bijinya berkeping dua (dikotil), sehingga memiliki akar tunggang. Akar tunggang
tumbuh dari akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Akar Pada akar tunggang, ada
beberapa akar kecil yang tumbuh ke samping (melebar) yang sering disebut akar lebar.
Pada akar lebar ini tumbuh rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar dan tudung
akar. Rambut-rambut akar berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan
akar menjadi amat diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang
dapat dihisap. Sedangkan tudung akar berfungsi untuk melindungi akar ketika
mengisap unsur hara dari tanah.
2.3.2
Batang (Caulis)
Tanaman kopi termasuk tumbuhan biji
belah (Dicotyledoneae)yang memiliki bentuk batang yang bagian bawahnya
lebih besar dan ke ujung semakin mengecil. Berkaitan dengan bentuk batang
biasanya yang dimaksud adalah bentuk batang pada penampang melintangnya, maka
bentuk batang tanaman kopi adalah bulat (teres).
Sedangkan permukaan batang tanaman kopi memperlihatkan sifat lepasnya kerak
yaitu bagian kulit yang mati.Tanaman kopi memiliki batang tegak lurus yaitu
arahnya lurus ke atas. dan beruas-ruas hampir pada tiap tumbuh kuncup-kuncup
pada batang dan cabang susunannya agak rumit pada batang-batang itu sering
tumbuh cabang yang tegak lurus, yang disebut cabang (orthotrop) nama cabang
atau tunas-tunas yang tumbuh pada batang itu bisa disebut (wiwilan) tunas air
atau cabang air. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan
tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. Kopi
mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini
mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
2.3.2.1
Cabang Reproduksi (cabang
orthrotrop)
Cabang reproduksi adalah cabang yang
tumbuhnya tegak dan lurus. Ketika masih muda cabang ini juga sering disebut
wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap
ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa
mempunyai 4-5 tunas reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa
diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang
utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna,
maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.
2.3.2.2
Cabang Primer (cabang plagiotrop)
Cabang primer adalah cabang yang
tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer.
Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila
cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang
primer mempunyai ciri-ciri
-
arah pertumbuhannya mendatar
-
lemah
-
berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap ketiak
daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.
Setiap ketiak daun pada cabang
primer mempunyai tunas reproduksi dan tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat
tumbuh menjadi cabang reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh
menjadi cabang sekunder. Namun demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder
tersebut biasanya tidak berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang
menjadi bunga.
2.3.2.3
Cabang Sekunder
Cabang sekunder adalah cabang yang
tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. cabang ini mempunyai
sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.
1) Cabang Kipas Cabang
kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon
sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang
primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit
ini biasanya terletak diujung batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat
sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat menjadi cabang-cabang reproduksi.
Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai
cabang kipas.
2) Cabang Pecut Cabang
pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer, meskipun
tumbuhnya cukup kuat.
3) Cabang Balik Cabang
Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang priemer, berkembang
tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.
4) Cabang Air Cabang
air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif
panjang dan lunak atau banyak mengandung air. Cara percabangan pada tanaman
kopi merupakan cara percabangan monopodial yaitu batang pokok selalu tampak
jelas, karena lebih besar dan lebih panjang. Sedangkan berdasarkan sifat
cabang, tanaman kopi termasuk wiwilan atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan
ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup tidur atau kuncup
liar. Cabang-cabang tanaman kopi pada pangkalnya mendatar , tetapi ujungnya
lalu melengkung ke bawah, sehingga disebut dengan terkulai (declinatus).
2.3.3
Daun (Folium)
Tanaman kopi tersusun atas bagian
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina)
sehingga sering disebut daun bertangkai. Daunnya berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu perbandingan panjang dengan lebar adalah 1 ½-2
banding 1, yang tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting yang tersusun
berdampingan pada ketiak. Warna dari daun kopi adalah hijau. Ujung
daun (Apex Folii) pada tanaman kopi adalah meruncing (acumina-teus), yaitu seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dugaan, hingga ujung daun nampak
sempit panjang dan runcing. Sedangkan pangkal daun (Basis Folii) memiliki tepi yang tidak pernah bertemu, tetapi
terpis ah
oleh pangkal ibu tulang / ujung tangkai daun yaitu berbentuk tumpul.Jika
melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, maka daun
tanaman kopi termasuk bertulang menyirip (Penninervis).
Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan
merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar
tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan pada susunannya
mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan. Tepi daun pada tanaman
kopi memiliki sinus dan angulus sama-sama tumpul, sehingga disebut dengan
berombak (repandus). Sedangkan pada
permukaan daun memiliki sifat licin (laevis),
yang dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan mengkilat (nitidus). Namun
jika dilihat secara khusus, jenis kopi juga akan mempengaruhi ciri-ciri dari
daunnya. Berikut perbedaan daun kopi berdasarkan jenis kopinya.
Tabel 1. Perbedaan jenis kopi arabika dan
robusta berdasarkan karakteristik daun
Jenis
Kopi
|
Teksture
dan Ketebalan Daun
|
Warna
Daun
|
Arabika
|
Kurus memanjang dan tebal
|
Hijau pekat dan bergaris gelombang seperti talang air
|
Robusta
|
Lebih gemuk jika dibandingkan dengan kopi jenis arabika
|
Hijau agak terang
|
2.3.4
Bunga (Flos)
Tanaman
kopi termasuk tumbuhan yang menghasilkan bunga banyak, sehingga disebut dengan
tumbuhan berbunga banyak (planta
multiflora). Sedang letak bunga kopi adalah
pada ketiak daun maka disebut dengan flos
lateralis atau flos axillaris.
Dengan bunga yang membentuk suatu rangkaian dengan susunan bergerombol. Suatu
rangkaian tersebut dinamakan dengan bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia).
Pada bunga kopi terdapat bagian yang
bersifat seperti batang atau cabang dan bagian yang bersifat seperti daun.
Bagian yang bersifat seperti batang tersebut tersusun dari tiga bagian, yaitu
ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhachis),
tangkai bunga (pedicellus), dan dasar
bunga (receptaculum). Sedangkan
bagianyang bersifat seperti daun tersusun atas daun tangkai (bracteola) yaitu beberapa daun kecil
yang terdapat pada tangkai bunga yang letaknya tegak lurus pada bidang median. Ibu tangkai pada bunga kopi dapat
tumbuh terus , dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi dan mempunyai
susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan
bunga-bunga pada bunga kopi mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika
dilihat dari atas nampak bunga mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya
ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena sifat itulah bunga kopi
termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa, inflorescentia botryoides
atau inflorescentia centripetala).
Sedangkan jika melihat jumlah cabang
pada ibu tangkai, bunga kopi termasuk
yang bersifat “pleiochasial”
yaitu dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama
tingginya pada ibu tangkai.
Dari ujung ibu tangkai pada bunga
kopi mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjang. Masing-masing cabang
mempunyai suatu daun pelindung pada pangkalnya, dan karena pangkal daun sama
tinggi letaknya, maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti
terdapat daun-daun pembalut. Bentuk yang demikian itu menyebabkan bunga kopi
termasuk dalam bunga tipe payung (umbrella). Pada bunga kopi terdapat hiasan bunga (perianthium) yaitu bagian bunga yang
merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan
tulang-tulang dan urat-urat yang masih jelas. Hiasan bunga ini dapat dibedakan
dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Maka hiasan
bunga tersebut tersusun dalam dua lingkaran yang terdiri dari kelopak (kalyx) dan tajuk bunga atau mahkota
bunga (corolla). Kelopak bunga (kalyx) merupakan bagian hiasan bunga
yang termasuk lingkaran luar, berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup
merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh luar.
Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala).
Sedangkan tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla)
merupakan bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, berwarna
putih. Mahkota bunga ini tersusun atas beberapa daun mahkota (petala).
Pada bunga kopi terdapat alat-alat kelamin jantan (androecium) dan alat-alat
kelamin betina (gynaecium).
Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen) dan merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk
sari. Sedangkan gynaecium merupakan
bagian yang disebut putik (pistillum) yang
merupakan metamorfosis daun buah (carpella).
Oleh karena itu bunga kopi termasuk bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) yaitu bunga yang
terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina).
Selain itu, terkait dengan kelamin bunga yang terdapat pada tanaman kopi,
tanaman kopi termasuk berumah satu (monoecus),
yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu
(satu batang tumbuhan). Sehingga jika dilihat dari bagian-bagiannya, bunga kopi
termasuk dalam bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completusl).
Pada tanaman kopi juga terdapat
bakal buah (ovarium) yang duduk pada dasar bunga yang cekung dengan
seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga, sehingga
disebut dengan bakal buah tenggelam (inferus).
Bakal buah ini terdiridari 2 butir biji dari bakal buah, hingga menjadi masak
berlansung 7-12 bulan tergantung dari jenis iklim dan letal geografinya. Pada
bakal buah yang terdapat pada tanaman kopi, terdapat dua daun buah yang
berlekatan dan membentuk sekat-sekat, dengan demikian terjadilah dua ruang,
sehingga disebut dengan bakal buah beruang dua (bilocularis). Sekat-sekat yang membagi bakal buah tersebut
benar-benar membagi bakal buah menjadi lebih dari satu ruang dan ruang-ruang
yang terjadi tidak lagi mempunyai hubungan satu sama lain, sehingga disebut
sekat sempurna (septum completus). Sedangkan
berdasarkan asal sekat tersebut, sekat pada bakal buah tanaman kopi
termasuk sekat asli (septum) yaitu sekat ini berasal dari sebagian daun buah yang
melipat ke dalam yang lalu berubah menjadi sekat.
2.3.5
Buah (Fructus)
Buah kopi mentah berwarna hijau
muda. Setelah itu, berubah menjadi hijau tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe)
berwarna merah atau merah tua. Ukuran panjang buah kopi jenis arabika sekitar
12-18 mm. sementara itu, kopi jenis robusta 8-16 mm. Daging buah kopi yang
sudah matang penuh mengandung lendir dan senyawa gula yang rasanya manis. Kulit
tanduk buah kopi memiliki tekstur agak keras dan membungkus sepasang biji kopi.
Sementara itu, kulit tanduk merupakan kulit halus yang menyelimuti
masing-masing biji kopi.Buah pada kopi termasuk buah sejati tunggal yaitu buah
sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini
berisi satu biji dalam satu ruang. Sedangkan dalam satu buah terdapat dua
ruang, sehingga juga terdapat dua biji. Buah kopi memiliki buah sejati tunggal
yang berdaging (carnosus), yaitu dinding buahnya menjadi tebal berdaging.
Dinding buah (pericarpium) dapat dibedakan dalam tiga lapisan, yaitu:
a. Kulit luar (exocarpium atau epicarpium),
merupakan lapisan kulit paling luar yang tipis, tetapi kuat seperti kulit. Jika
masih muda kulit luar ini berwarna hijau, lalu kuning, dan jika sudah tua
berwarna merah.
b. Kulit tengah (mesocarpium), merupakan bagian yang berdaging.
c. Kulit dalam (endocarpium), merupakan bagian yang berbatasan dengan ruang yang
mengandung biji, disebut juga lapisan kulit tanduk.
2.3.6
Biji (Semen)
Pada umumnya kopi mengandung
2 butir biji, biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang
yang cembung (punggung), tetapi ada kalanya hanya ada satu butir biji yang
bentuknya bulat panjang sering disebut biji atau kopi (lanang). Kopi merupakan
tumbuhan tertutup (Angiospermae). Sebagaimana tumbuhan berbiji tertutup
lainnya, biji kopi juga terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama disebut
dengan kulit luar (testa), yaitu lapisan yang mempunyai sifat keras seperti
kayu. Dimana lapisan ini merupakan pelindung bagi biji kopi yang ada
didalamnya. Sedangkan lapisan kedua disebut dengan kulit dalam (tegmen), yaitu
merupakan lapisan tipis seperti selaput, biasanya disebut juga kulit ari. Pada
biji kopi juga terdapat inti biji (Nucleus
seminis) yang terdiri dari dua bagian yaitu lembaga (embryo) dan putih lembaga (albumen).
Lembaga (embryo) merupakan calon
individu baru, sedangkan putih lembaga (albumen)
merupakan jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan
kecambah. Biasanya bentuk biji kopi juga dapat dijadikan pedoman untuk
menentukan jenis kopi, karena bentuk biji kopi berbeda pada tiap jenis kopi,
misalnya jenis kopi Robusta dengan Arabica.
BAB
III
SEJARAH
DAN LETAK GEOGRAFIS PPKS MARIHAT
3.1 Sejarah PPKS
Marihat
1. Sebelum tahun 1950 budidaya tanaman
di Perkebunan Marihat adalah Karet, Kopi dan Kelapa Sawit dengan luas areal
1.681 Ha.
2. Tahun 1950 sampai dengan tahun 1960,
budidaya tanaman adalah Kelapa Sawit dan Karet, dengan areal 4.053 Ha dan
khusus PPN Karet VIII dengan luas areal 600 Ha.
3. Pada masa penjajahan, Kebun
Marihat dikelola (dikuasai) oleh bangsa asing yaitu bangsa
Jerman,Jepang dan Belanda yang luas tanaman ± 1.681 Ha dengan budidaya tanaman
Kopi,Karet dan Kelapa Sawit.
4. Sejak tahun 1950 Kebun Marihat
diambil alih bangsa Belanda dengan luas areal ± 4.053 Ha.dengan budidaya
Kelapa Sawit dan Karet.
5. Pada tahun 1963 atas keputusan
Pemerintah, Kebun Marihat dibagi dua sesuai dengan jenis tanaman yaitu :
1)
PPN Aneka Tanaman IV dengan areal seluas 4.053 Ha
membudidayakan tanaman Kelapa Sawit dan Coklat.
2)
PPN Karet IV dengan luas areal 600 Ha membudidayakan tanaman
Karet. Sesuai dengan peraturan pemerintah No. XIV tahun 1968, PPN Aneka Tanaman
IV dan PPN Karet IV disatukan menjadi PNP VII.
6. Pada tahun 1972 Kebun Marihat
disatukan dengan Kebun Bah Jambi dengan perkembangan yang dicapai PNP VII.
7. Atas keputusan Direksi terhitung 01
Januari 1981 Kebun Marihat dipisahkan dengan Kebun Bah Jambi dengan luas areal
6.100 Ha.
8. Sesuai keputusan Pemerintah
sejak tanggal 14 Januari 1985 PNP VII diganti menjadi PT. Perkebunan VII
(Persero) dan Marihat menjadi PT. Perkebunan VII (Persero) Kebun Marihat.
9. Pada tanggal 11 Maret 1996 PT.
Perkebunan VII (Persero) diganti dengan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
dan Marihat menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Marihat.
10. Dengan luas areal konsesi
4.413,66 Ha. sesuai dengan sertifikat HGU No.12/HGU/BPN/2006.
3.2 Letak Geografis
PPKS Marihat
1. Jarak Unit Usaha Marihat ke Kota
Medan ± 137 KM dengan ketinggian 400 M diatas permukaan laut dengan
beriklim sejuk dan nyaman. Jenis tanah yang dijumpai di Unit Usaha
Marihat umumnya adalah Typic Dystrudept (Podsolik Coklat Kekuningan).
2. Secara administratif Kebun Marihat
terletak di Kabupaten Simalungun yang berdampingan dengan Kotamadya Pematang
Siantar meliputi 4 (empat) Kecamatan yaitu : Kecamatan Siantar, Kecamatan Tanah
Jawa, Kecamatan Jorlang Hataran dan Dolok Panribuan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembibitan
-
Sumber bibit
yang digunakan ialah varietas gayo I, gayo II dan P88.
-
Media pembibitan
menggunakan kompos dan tanah dengan perbandingan 1:3 yaitu 1 kompos , 3 tanah. Kompos terbuat dari hasil sisa kulit
buah dan ampas kopi.
-
Jarak antar
bibit 15-20 cm
-
Bibit dari
perbanyakan vegetative yaitu teknik sambung pucuk, batang bawah digunakan
tanaman kopi varietas Arabica sedangkan batang atas (scion) digunakan varietas
robusta.
4.2 Penanaman
-
Penanaman bibit
ditanam setelah berumur 8 bulan atau daun tanaman sudah berjumlah 16 buah.
-
Penanaman pohon
pelindung ditanam satu tahun sebelum penanaman tanaman utama. Pohon pelindung
yang digunakan lamtoro tipe P679.
-
Ukuran lubang
tanam 60x60 cm
-
Jarak tanam
tanaman kopi 2,5x2,5 m
-
Lubang tanam
dibiarkan selama + 3 bulan
-
Jarak tanam
pohon pelindung 6x6 m.
4.3 Pemupukan
-
Pupuk yang
digunakan kompos kulit buah dan ampas kopi.
-
Mikroorganisme
dari ekstrak rhizobium dan ekstark buah-buah busuk
4.4 Pemeliharaan
pemeliharaan
pada budidaya tanaman kopi terdiri dari :
1. Penyiangan
-
penyiangan
dilakukan 3 bulan sekali (tergantung
tingkat pertumbuhan gulma).
2. Pemangkasan
Ada
beberapa macam pemangkasan pada tanaman kopi yaitu :
a. Topping
toping merupakan
kegiatan pemangkasan pucuk pada tanaman kopi. Kegiatan ini dilakukan pada saat
umur tanaman mencapai 2 m atau setara dengan tinggi manusia. Pemangkasan ini
dilakukan untuk memudahkan pada saat waktu panen.
b. Pangkas
Akar
pangkas akar dilakukan untuk
membuang akar akar lateral atau akar skunder yang tidak produktif. Akar ini
sangat mempengaruhi terhadap penyerapan unsure hara dan hasil produksi tanaman
kopi. Setelah dilakukan pemangkasan pada akar tanaman kopi akan keluar akar
karena adanya pelukaan pada bagian akar sehingga tumbuh akar baru.
Gambar
akar tanaman
Akar ini berada diatas permukaan tanah yang
menyebar disekeliling tanaman
c. Pangkas
Tunas Air
Tunas air adalah tunas yang tumbuh
pada bagian-bagian tertentu pada tanaman kopi. Tunas ini banyak mengandung air
berwarna kuning kehijauan. Pemangkasan ini dilakukan dengan cara
mencabut/menarik tunas dari batang utama.
d. Pangkas
Bentuk
pangkas
bentuk dilakukan untuk membersihkan cabang-cabang yang bertindihan dengan
cabang lain
4.5 Pengendalian Hama
Dan Penyakit
1.
karat daun
-
penyakit karat
daun adalah penyakit genetis turun temurun dair induknya
-
untuk
mengendalikan penaykit karat daun dilakukan dengan cara membuang daun tanaman
yang terkena karat daun. Jika karat daun telah menyebar disekeliling
tanaman maka tanaman dibongkar dan
diganti dengan tanaman yang baru.
Gambar
karat daun
2.
lumut
-
gulma lumut
tumbuh dibatang-batang tanaman kopi berwarna hijau hijua kekuningan hingga
hijau tua
-
pengendalian
gulma dilakukan dengan cara mengerik batang yang terdapat lumut atau dengan
cara memberus lumut hingga bersih
-
Gambar
lumut pada batang tanaman kopi
4.6 Panen
Pemanenan
buah kopi dapat dilakukan dalam 2 tahun 6 kali kali panen. Kriteria panen buah
kopi yang telah matang sempurna dilihat dari warna kulit buah berwarna merah
cerah jika warna kulit buah telah berwarna merah kehitaman akan menurunkan
kualitas biji kopi. panen terbagi kedalam beberapa tahap yaitu:
-
sortasi
-
petik lelesan
Gambar
buah kopi yang dapat dipane
4.7 Pasca Panen
Penanganan
pasca panen dilakukan pada pengolahan hasil tanaman kopi mulai dari pengupasan
kulit ari hingga proses sangria biji kopi menggunakan mesin. Berikut ini adalah
alat pengolahan kopi :
1.
pulper
pulper
merupakan alat pemisah biji kopi untuk memisahkan biji yang baru dipetik dari
kulit merah
2.
huller
huller
adalah mesin pengupas kulit ari biji kopi. Alat ini memiliki kapasitas berbeda-beda
tergantung kapasitas muatan penggilingan. untuk huller kecil sekali produksi
mencapai 0,5 ton/jam sedangkan untuk huller besar kapasitas muatan dalam sekali
kupas mencapai 2 ton/jam.
Gambar Huller pengupas kulit ari kapasitas 0,5
ton/jam
Gambar mesin huller II pengupas kulit ari kapasitas
2 ton/jam
3.
Greding
Greding
merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan biji-biji kopi yang besar dan
kecil. alat ini menyeruapi ayakan akan tetapi alat ini menggunakan mesin untuk
menjalankannya. Alat ini memiliki 3 fungsi bagian yang terpisah dan tersusun
menurut ukuran .
1.
lubang berukuran 7,5 mm ini adalah ukuran biji ekspor
2.
lubang berukuran 6,5 mm
3.
lubang berukuran 5,5 mm
Gambar mesin greding
Gambar biji kopi hasil pemisahan
4.
mesin sangrai
Alat
ini digunakan untuk menyangrai biji kopi yang telah melewati beberapa tahap
mulai dari pengupasan
Gambar mesin sangria kopi
Gambar biji kopi hasil sangria
4.8 Hasil Produksi
kuwantitas
produktifitas hasil tanaman kopi menggunakan pupuk organic 1.6 ton/ha sedangkan
penggunaan pupuk anorganik terhadap produksi tanaman kopi sebesar 0,8 ton/ha.
Untuk criteria biji kopi ekspor ukuran biji sebesar 7,5 mm. produk unggulan
fiberry
Tabel
harga bubuk kopi namanis sinaman II
Jenis Produk
|
Volume
|
Harga
|
Luwak Coffe
|
250 Gr
|
100.000
|
Pea Berry
|
250 Gr
|
75.000
|
Specialty
|
250 Gr
|
65.000
|
Premium Great 1
|
250 Gr
|
55.000
|
Premium Great 2
|
250 Gr
|
45.000
|
Arabica Blend
|
250 Gr
|
30.000
|
Gambar
akhir proses pengolahan kopi
Gambar
hasil produk kopi
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Di Indonesia ada beberapa jeniskopi,
diantaranya adalah :
Ø Kopi arabika.
Ø Kopi robusta.
Ø Kopi Liberika
Ø Kopi Canephora (Robusta)
Ø Kopi Hibrida
Ø Kopi spesial Indonesia.
Morfologi Tanaman Kopi
Ø Akar (Radix)
Ø Batang (Caulis)
Ø Cabang Reproduksi (cabang
orthrotrop)
Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan
lurus. Ketika masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan.
Ø Cabang Primer (cabang plagiotrop)
Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama
atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer.
Ø Cabang Sekunder
Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer
dan berasal dari tunas sekunder.
Ø Daun (Folium)
Tanaman kopi tersusun atas bagian
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina)
sehingga sering disebut daun bertangkai.
Ø Bunga (Flos)
Tanaman
kopi termasuk tumbuhan yang menghasilkan bunga banyak, sehingga disebut dengan
tumbuhan berbunga banyak (planta
multiflora).
Ø Buah (Fructus)
Buah kopi mentah berwarna hijau
muda. Setelah itu, berubah menjadi hijau tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe)
berwarna merah atau merah tua.
Ø Biji (Semen)
Pada umumnya kopi mengandung 2 butir
biji, biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang
cembung (punggung), tetapi ada kalanya hanya ada satu butir biji yang bentuknya
bulat panjang sering disebut biji atau kopi (lanang).
DAFTAR PUSTAKA
Gandul, 2010. Sejarah Kopi. http://sekilap.blog.com/
2010/01/05/sejarah kopi/
Diunduh 22 juli 2010. Posted by ajhi in Jan 05, 2010
Rahardjo, Pudji.
2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar
Swadaya. Jakarta